Minggu, 12 April 2020

Business Model Canvas

Halo para pembaca setia, disini saya akan menjelaskan tentang " Business Model Canvas ". Selamat membaca ya.

Apa itu Business Model Canvas?Business Model Canvas (BMC) adalah kerangka kerja yang bertujuan mempermudah mempresentasikan business model. BMC terdiri dari 3 unsur utama yaitu Product yang ada disebelah kiri, Value, dan Market yang ada disebelah kanan.
 

Kenapa Menggunakan Business Model Canvas?
-Easy to visualize

  BMC ini memang digunakan untuk memvisualkan suatu bisnis, dengan memilahkannya ke-9 blok.

-Easy to understand
  BMC juga mempermudah teman-teman untuk memahami bisnis dari teman-teman sebelum membaca business plan yang bisa berlembar-lembar.

Product:

Pada bagian ini, terdiri dari hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana produk/layanan itu dibuat, hal-hal apa saja yang dilakukan akan produk/layanan itu berjalan, biaya apa saja yang dikeluarkan, dan siapa saja pihak yang bekerja sama?

Key partners
Key partners adalah pihak-pihak eksternal yang dibutuhkan dalam menjalankan key activities. Hal ini bertujuan untuk mengoptimasi operasi dan risiko bisnis. Salah satu contoh Key partners adalah supplier.
Key Resources
Key Resouces merupakan kompenen yang berisi apa apa saja yang dibutuhkan agar suatu organisasi dapat bekerja. Contohnya human resources, kantor, tools, dsb. Fungsi dari key resources agar Key Activities dapat berjalan dengan baik. Resources ini dapat dimiliki oleh perusahaan ataupun pinjaman dari Key Partners. Jika dimiliki oleh perusahaan, tentunya resouces yang yang dimiliki ini akan masuk kedalam Cost Structure, dimana perusahaan tersebut harus mulai menghitung biaya yang harus dikeluarkan untuk memiliki resources tersebut
 
Key activities
Key activities mencakup segala aktivitas yang harus dilakukan seorang pelaku bisnis untuk menghasilkan produk atau layanan yang baik dan memuaskan. Yang termasuk dalam lingkup ini adalah branding, packaging, pasaran internet dan lainnya.
 
Cost Structure
Cost Structure berisi tentang biaya yang dikeluarkan dari suatu perusahaan ketika mengeksekusi business model-nya.
Semisal, biaya pemasaran, biaya sumber daya manusia, biaya asuransi produk, biaya penyewaan alat/tempat, dsb.

Value Proposition
Dalam bisnis selalu ada produk atau jasa yang akan ditawarkan. Dalam blok area Value Proposition mencakup produk atau layanan apa yang ditawarkan untuk calon customer.

Market

Pada bagian ini, berkaitan dengan siapa pengguna dari produk tersebut? bagaimana produk tersebut bisa sampai ke tangan konsumen? Bagaimana mendapatkan uang dari konsumen? Bagaimana menjaga konsumen tetap pada produk kita?
 
Customer Relationship

Pastinya pelanggan menjadi hal yang sangat krusial dalam sebuah bisnis, kan? Terutama pelanggan setia atau loyal. Nah, untuk terus mendapatkan pelanggan yang loyal, perusahaan harus menjalin ikatan dengan pelanggannya secara intens.
Perlu pengawasan yang ketat dan intensif supaya pelanggan tidak mudah berpaling ke bisnis yang lain hanya karena jalinan hubungan yang kurang baik. Pastikan pelanggan-pelanggan bisnismu mendapatkan pelayanan yang terbaik ya.
Kamu juga harus tahu bagaimana cara bisnis kamu bisa terus keep in touch dengan para pelanggan. Misalnya, kamu bisa mengirimkan newsletter, layanan after sales, dan sejenisnya untuk pelanggan kamu secara rutin.

Channels

Melalui penggunaan channels atau alat pemasaran yang tepat, kamu baru bisa menyampaikan value propositions kepada customer segments. Jadi, kamu bisa mulai memikkirkan channels yang mau kamu gunakan dengan baik, karena penentuan channels adalah salah satu elemen penting bagi keberhasilan sebuah  bisnis. Misalnya, kamu bisa memasarkan bisnis kamu lewat media sosial, brosur, website, dan lain-lainnya.
 
Customer Segments

Elemen pertama yang harus kamu miliki dalam memulai business model canvas ini adalah menentukan segmen pelanggan mana yang akan menjadi target bisnis kamu.
Misalnya, ada 2 stasiun televisi yang menyajikan 2 acara berbeda untuk memenuhi segmen pelanggan yang berbeda, warung makan dengan makanan sehari-hari untuk mahasiswa dan karyawan, atau untuk e-commerce yang berkembang sekarang ini. Customer segments mencakup si penjual barang dan pembeli sesuai dengan kebutuhan.

Revenue Streams
Revenue Streams merupakan kompenen yang berisi bagaimana perusahaan tersebut mendapatkan uang. Revenue streams menurut target nya terbagi menjadi tiga; business to business, business to customer, dan business to government.
Menurut sifatnya terbagi menjadi tiga; transaction model, subscription model, dan monetizing model.

Contoh Business Model Canvas







 



Minggu, 05 April 2020

Produk dan Penentuan Harga Jual

Halo Reader semua. disini saya akan menjelaskan tentang Penentuan Harga Jual Produk. semoga Artikel ini membantu kalian ya. Selamat membaca.

                                                        
                                                          Pendahuluan 

Harga mempunyai peranan yangpenting sebagaialat bantu untuk sukses dalam strategi pemasaran. 
Penetapan harga juga berfungsi penting pada strategi positioning produk. 
harga merupakan pertanda bagi pembeli,instrumen persaingan,dan cara meningkatkan kinerja finansial. 
Ketika kita melakukan penetapan harga,berarti kita sudah membuat sebuah rangkaian dari strategi pemasaran

                                     Pertimbangan Dalam Penentuan Harga 
1.Keadaan Perekonomian. Keadaan ekonomi suatu negara berpengaruh pada iklim bisnisdinegara tersebut.



2.Persaingan Pasar . Bentuk dari persaingan ini beragam,ada persaingan tidak sempurna,oligopoli dan monopoli.Setiap jenis persaingan tersebut memerlukan strateginya sendirisendiri.
  
3.Biaya.  Jika harganya diatas biaya,maka marginnya merupakan keuntungan penjualan. 

4.Estimasi Permintaan dan Elastisitas Harga Anda bisa menetapkan harga diantara total biaya dan nilai dari produk tersebut.

                                                       Metode Penetapan Harga 
Untuk menentukan harga sebuah produk sebelum dijual,ada beberapa metode /pendekatan yang bisa digunakan: 

1. Penetapan Harga Biaya Plus(CostPlusPricingMethod) Metode ini adalah menentukan harga jual per unit produk dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang anda kehendaki pada unit tersebut,atau disebut marjin.Harga jual produk dapat anda hitung dengan rumus :
 Biaya Total+Marjin =Harga Jual atauHarga =((TFC+TVC)/N)+TP


                                                        BiayaTetap/FixedCost


Biaya ini adalah biaya yang selalu ditanggung walaupun tidak ada penjualan yang terjadi,misalnya:
a.Biaya peralatan.
b.Biaya sewa.
c.Pajak.
d.Asuransi.
e.Gaji karyawan.
f.Biaya iklan.

1. Cont
Biaya Variable/VariableCost
•Biaya yangmeningkat secara keseluruhan sesuaidengan meningkatnya kualitas penjualan.
Biaya Semi variable
•Biaya ini adalah kombinasi dari biaya tetap dan biaya variable.Contohnya seperti pada usaha penginapan atau penyewaan kamar kost,jika kamar tidak ada penyewa maka ada beberapa pemeliharaan yang tetap harus dikeluarkan dan pada beberapa kelas kamar bisa cukup tinggi besarannya.

•Misalkan ada order sebanyak 100pcs.Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut diperkirakan sebanyak 400.000,00 dengan perincian :Jika anda menginginkan laba sebesar 15%dari biaya total,maka Harga total=Total Biaya +Laba•=Rp.400.000,00+(15%xRp 400.000,00)=Rp.460.000,00.Dengan demikian untuk setiap produk yang anda jual,harganya sebesar Rp.4.600,00

2.Penetapan Harga MarkUp(MarkUpPricingMethod)
Penetapan harga markup ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus.Penetapan harga markup ini sering digunakan oleh pedagang atau perusahaan dagang.Caranya lebih sederhana.Anda membeli barang dagangan,kemudian harga jualnya ditentukan setelah menambah harga beli dengan sejumlah markup,seperti rumus dibawah ini:

Harga Beli +MarkUp=Harga Jual

Contohnya,anda sebagai pedagang membeli barang sehargaRp.300.000,00.Kemudian anda ingin keuntungan Rp.100.000,00,jadi produk dijual Rp.300.000,00+Rp.100.000,00=Rp.400.000,00.

3.     Metode Margin Kontribusi
Margin Kontribusi merupakan selisih antara harga jual dengan biaya variabel suatu produk. Metode ini pada dasarnya merupakan bagian dari metode biaya plus yang telah dibahas sebelumnya. Tetapi yang dijadikan dasar dari margin kontribusi adalah biaya variable karena dianggap lebih relevan dalam menentukan harga jual suatu produk dan biaya variable terkait langsung dengan produk tersebut, sedangkan biaya tetap tidak terkait langsung dengan produk.
Ilustrasi:
PT. Pilar memiliki kapasitas produksi normal sebesar 120.000 unit per tahun. Sedangkan untuk tahun 2017 perusahaan hanya berencana menghasilkan produk sebanyak 100.000 unit. Perusahaan memiliki peluang untuk membuat produksi tambahan dan menjual sebanyak 20.000 unit jika ada pesanan tambahan dari pelanggan Malaysia. Untuk kemungkinan pesanan tambahan sebanyak 20.000 unit ini, perusahaan membuat taksiran biaya sebagai berikut:
1. Biaya bahan langsung
Rp 40.000.000
2. Biaya tenaga kerja langsung
Rp 70.000.000
3. Biaya overhead variabel
Rp 30.000.000
4. Biaya Pemasaran Variabel
Rp 20.000.000
Biaya Variabel Total
Rp 160.000.000
Jika perusahaan merencanakan harga jual dengan metode margin kontribusi 25%, dan untuk menghasilkan 20.000 unit produk tambahan, perusahaan menganggarkan biaya variabel total sebebsar Rp. 160.000.000, maka harga jual produk ditetapkan sebesar:
Penjualan Total   = Biaya Variabel + (25% x Total Biaya Var)
             = Rp. 160.000.000 + (25% x 160.000.000)
             = Rp. 200.000.000
Harga jual/unit = Rp. 200.000.000 / 20.000 unit
              = Rp. 10.000 per unit
Margin kontribusi tidak bisa digunakan untuk seluruh produk yang dihasilkan suatu perusahaan, kerena akan menyebabkan kerugian usaha bagi perusahaan. Metode ini hanya untuk produksi tambahan saja
4.     Metode Laba Maskimal
Adakalanya suatu produk perusahaan memiliki sifat yang elastis. Dimana perubahan harga jual tersebut akan langsung mempengaruhi volume penjualan produk tersebut. Jika harga jual dinaikan maka volume penjualan akan langsung berkurang. Jika harga jual produk diturunkan, volume penjualan produk langsung bertambah. Kemungkinan terjadinya perubahan tersebut akan berpengaruh langsung terhadap besarnya laba usaha yang dianggarkan. Bedasarkan fluktuasi perolehan laba usaha akibat perubahan harga jual tersebut, perusahaan menetapkan harga jual produk yang akan memberikan laba usaha terbesar bagi perusahaan.
Ilustrasi:
PT Signus memproduksi suatu barang dengan kapasitas sebesar 140.000 unit per tahun. Jumlah biaya tetap total yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh produk tersebut adalah sebesat Rp. 300.000.000. sedangkan biaya variabel yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut diperkirakan sebesar Rp. 7000 per unit. Perusahaan sedang mempertimbangkan harga jual yang tepat untuk produk tersebut, agar laba usaha total yang akan diperoleh perusahaan optimal. Taksiran bagian pemasaran tersebut adalah sbb:
Harga
Volume


Rp 20.000
20.000

Rp 18.000
40.000

Rp 16.000
60.000

Rp 14.000
80.000

Rp 12.000
100.000

Rp 10.000
120.000

Rp 8.000
140.000

Jika perusahaan menjual produknya dengan harga jual Rp. 20.000 per unit, diperkirakan akan terjual sebanyak 20.000 unit produk, sehingga akan menghasilkan nilai penjualan sebesar Rp. 400.000.000.
Dengan biaya variabel sebesar Rp. 7.000 per unit produk, maka biaya total variabel yang dikeluarkan sebesar:
Rp. 140.000.000 (biaya variabel = 7.000 x 20.000).
Dengan biaya tetap sebesar Rp. 300.000.000 maka akan diperoleh rugi usaha sebesar
Rp. 40.000.000. (laba / rugi = 400.000.000 – 140.000.000 – 300.000.000 = -400.000.000).
Harga
Penjualan
Biaya
Laba/Rugi
Volume
Nilai
Variabel
Tetap
20.000
20.000
400.000.000
140.000.000
300.000.000
(40.000.000)
18.000
40.000
720.000.000
280.000.000
300.000.000
140.000.000
16.000
60.000
960.000.000
420.000.000
300.000.000
240.000.000
14.000
80.000
1.120.000.000
560.000.000
300.000.000
260.000.000
12.000
100.000
1.200.000.000
700.000.000
300.000.000
200.000.000
10.000
120.000
1.200.000.000
840.000.000
300.000.000
60.000.000
8.000
140.000
1.120.000.000
980.000.000
300.000.000
(160.000.000)
Demikian juga untuk harga jual berikutnya digunakan metode yang sama.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa harga jual yang dipilih perusahaan adalah Rp. 14.000 per unit kerena akan menghasilkan laba terbesar yaitu Rp. 260.000.000
5.     Metode tingkat pengembalian atas modal
Terkadang perusahaan menetapkan terlebih dahulu besarnya tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkannya dalam suatu bidang usaha, sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para penanam modal perusahaan mengharuskan perusahaan menggunakannya sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk pada kapasitas produksi yag dimiliki perusahaan
Ilustrasi:
Total modal yang digunakan PT. Fornax adalah Rp. 500.000.000 dengan tingkat pengembalian investasi atas modal sebesar 20%. Volume produksi dan volume penjualan yang direncanakan adalah sebesar Rp. 50.000 unit produk. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk produksinya Rp. 320.000.000. Bedasarkan tingkat pengembalian investasi maka harga jual per unitnya adalah:

= (320.000.000 + (20% x 500.000.000)) / 50.000
= Rp. 8.400 per unit
Bukti:
Penjualan           = 50.000 unit x Rp. 8.400    = Rp. 420.000.000
Total Biaya         = - Rp. 320.000.000
Laba                   = 20% x Rp. 500.000.000    = Rp. 100.000.000
Dengan harga Rp. 8.400 per unit dan total penjualan sebesar 50.000 unit, akan menghasilkan laba usha sebesar Rp. 100.000.000, sesuai dengan tingkat pengembalian 20% dari Rp. 500.000.000 yaitu sebesar Rp. 100.000.000.
 
 
Demikian Artikel yang saya buat semoga membantu kalian ya. terimakasih